Selasa, 16 Oktober 2012

Tuan Guru Lopan

T.G. Muhammad Saleh (Lopan)

Awal abad ke XX M dikenal sebagai era kebangkitan Islam.Seorang ulama Islam yang tidak kurang jasanya dalam pembinaandan pengembangan Islam di Gumi Sasak adalah T.G. MuhammadSaleh alias T.G. Lopan. Beliau terkenal sangat wara'dan tak kenalmenyerah dalam mengembangkan ajaran ushul fiqh di kalanganumat"Islam. Beliau juga mengembangkan ajaran sufi di Padamara,Sakra, Mesanggoh Gerung, Karang Kelok dan lain-lain.


T.G.H. Ali Batu (Sakra)T.G.H. Ali Batu berasal dari Sakra. Beliau sangat gigih memberikan pengajian-pengajian dan terkenal sangat alim. Selain beliau aktif dalam memberikan pengajian-pengajian, beliau juga banyak memimpin peperangan-peperangan antara orang-orang Sasak melawan kekuasaan Bali. Beliau meninggal saat peperangan tersebut.

4.T.G.H. Mustafa (Kotaraja)T.G.H. Mustafa adalah seorang tokoh penyebar agama dimasa penjajahan Belanda. Pada saat itu banyak terdapat orang-orangBali yang berdomisili di Kotaraja, tetapi beliau tanpa takut dan pantang mundur tetap memberikan pengajian-pengajian baik yang bersifat khusus maupun umum.

5.T.G.H. Badarul Islam (Pancor)T.G.H. Badarul Islam adalah salah satu tokoh yang sangat kharismatik. Beliau banyak memberikan pengajian-pengajian dan murid-muridnya pun banyak yang berasal dari berbagai tempat diGumi Sasak.

T.G.H. M. Shaleh Hambali (Bengkel)


T.G.H. M. Shaleh Hambali (Bengkel) Nama kecil beliau adalah Muhammad Shaleh. Beliau merupakan putra bungsu dari delapan bersaudara pasangan Hambali dan Halimah. Muhammad Shaleh dilahirkan pada hari Jum'at tanggal7 Ramadhan bertepatan dengan tahun 1893Masehi. Kisah hidup beliau hampir mirip dengan kelahiran Rasulullah. Ketika beliaumasih dalam kandungan berumur 6 bulan, ayahnya dipanggilmenghadap Yang Maha Kuasa. Ketika beliau berumur 6 bulan,ibundanya tercinta menyusul ayahandanya dan beliaupun menjadiyatim piatu.Tuan Guru Haji Muhammad Shaleh Hambali mulai belajar mengaji pada usia 7 tahun. Beliau mengaji dengan teratur dan tekun pada salah seorang guru al-Qur'an yang ahli tajwid bernama Ramlialias Guru Sumbawa di desa kelahirannya di Bengkel. Setelah itu beliau melanjutkan pendidikannya ke Mekah al-Mukarromah sejak tahun 1912M sampai dengan 1921 M. Semasa di Mekah beliau berguru pada ulama fiqh, tafsir, tasawuf dan ilmu-ilmu agama yanglainnya.Adapun guru-guru beliau di Mekah adalah: Syekh Said AlYamani, Syekh Hasan Bin Syekh Said Al Yamani, Syekh AlawiMaliki Al Makki, Syekh Hamdan Al Maghrabi, Syekh Abdusatar Hindi, Syekh Said Al Hadrawi Makki, Syekh Muhammad Arsyad,Syekh Shaleh Bafadal, dan Syekh Ali Umairah Al Fayumi AlMishra.Selain belajar pada ulama di Mekah beliau juga belajar padaulama yang berasal dari Indonesia seperti T.G.H. Umar dariSumbawa, T.G.H. Muhammad Irsyad dari Sumbawa, T.G.H. Utsmandari Serawak, KH Muchtar dari Bogor, KH Misbah dari Banten,T.G.H. Abdul Ghani dari Bali, T.G.H. Abdurrahman dari Bali,T.G.H. Utsman dari Pontianak, T.G.H. Umar dari Kelayu, T.G.H.Abdul Hamid dari Pagutan, T.G.H. Asy'ari dari Sekarbela, danT.G.H. Yahya dari Jerowaru.Beberapa karya beliau seperti: Ta'lim Al Shibyan Bi GhayatAl Bayan berisi tentang tauhid, fiqh, tasawuf ditulis tahun 1354Hijriyah dicetak di Surabaya. Kitab Bintang Perniagaan (fiqh) ditulistahun 1376 Hijriyah dicetak di Surabaya. Kitab Cempaka MuliaPerhiasan Manusia (tulisan tangan) bersumber dari kitab Bidayat AlHidayah karya Imam Al Ghazali (Wasiat Al Mustafa, terjemahan wasiat dari Musthafa Rasulullah kepada Sayyidina Ali) berupatulisan tangan. Kemudian Mawa'id AZ Shalihiyah, sebuah kitabhadits ditulis tahun 1364 H dicetak di Surabaya. Kitab Intan BerlianPerhiasan Laki Perempuan berisi tentang fiqh keluarga ditulis tahun1371 Hijriyah diterbitkan di Surabaya. Beberapa lainnya, ManzalulAl Amrad tentang puasa, Hidayat Al Athfal tentang tajwid Al Qur'anatau nasehat kepada anak, dan Al-Lu'lu'A1¬Mantsur tentang hadits.Beberapa kepribadian beliau yang menunjukkan atas kesufiannyadapat dijelaskan sebagaimana penuturan murid beliau (T.G.H. IshaqHafid): "Datok adalah orang yang zuhud pada dunia, kekayaan yangdimiliki tidak membuat beliau lupa daratan, sebagian menjadi tanah wakaf milik pesantren. Beliau suka berbelanja membeli barang- barang kebutuhan bangunan madrasah, pergi ke sawah, semata-mata mengharap ridhaAllah.lidak tertipu oleh harta benda, harta itu dinafkah untuk kepentingan agama, beliau belanjakan untuk fakir miskin, anak yatim piatu, orang tua jompo, santri-santri yang kehabisan bekal, hidup beliau begitu sederhana, qana'ah, bersih, sukamemakai minyak wangi dan memakai pakaian putih".T.G.H.M. Shaleh Hambali wafat pada hari Sabtu tanggal 15Jumadhil Akhir bertepatan dengan tanggal 7 September 1968Masehi pukul 07.00 Wita. Sebelum wafat beliau berwasiat kepada keluargadan segenap santrinya, yang terurai dalam sebuah lintasan kalimatindah dan bermakna:
Peliharalah persatuan dan kesatuan di antara sesamamu.
Belajarlah pada guru yang beraliran Ahlussunnah wal-Jama'ah.
Peliharalah Yayasan Perguruan Darul Qur'an dan usahakanlahagar berkembang lebih baik.T.G.H.M. Shaleh Hambali tak pernah pergi karena ilmu danamalnya terus mengalir dilestarikan oleh generasi berikutnya.

Tuan Guru Haji Umar


Tuan Guru Haji Umar (Kelayu)
Beliau terlahir pada tahun 1200 Hijriyah. Orang tuanya bernama Kyai Ratna yang terkenal karena sangat pemurah terhadapfakir miskin dan para musafir. Neneknya bernama Kyai Nurul Hudayang meninggal sewaktu shalat subuh dalam keadaan sujud. T.G.H.Umar sangat tekun memberikan bimbingan pengajian dari saturumah ke rumah yang lain. Beliau juga rajin mengaji kepada orangalim, cerdas dan shaleh. T.G.H. Umar Kelayu belajar ilmu-ilmuagama di pulau Lombok dan di tanah suci Mekah.Secara garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut: padaawal mulanya beliau belajar membaca al Qur'an di Tanjung,kemudian ke Sekarbela pada T.G.H. Mustafa dan Haji Amin diSesela. Pada usia 14 tahun T.G.H. Umar diperintahkan ke Mekahuntuk naik Haji oleh ayahnya dan berangkat dari Labuhan Haji.DiMekah beliau berguru tentang hadits pada Syekh Mustafa Afifi,Syekh Abdul Karim, dan Syekh Zaenuddin Sumbawa sedangkan pelajaran sufi diperoleh pada seorang ulama di Madinah. Setelah 15tahun ia kembali ke kampung halamannya untuk memberikan berbagai ilmu yang telah diperolehnya dari Mekah.Murid-murid T.G.H. Umar yang termasuk ulama besar  banyak berasal dari luar Lombok antara lain: Haji Abdul Fatta dariPontianak, Haji Dana dari Palembang, Haji Nawawi dari Lampungdan Haji Abdurrahman dari Kedah Malaysia. Sedangkan yang berasal dari Lombok antara lain: Hall Rais dari sekarbela, HajiMohammad Saleh dari Bengkel, Haji Abdul Hamid dari Pejeruk Ampenan, Haji As'ari dari Sekarbela, Haji Abdul Karim dari Praya,Haji Malin dari Pagutan, Haji Syarafuddin dari Pancor dan HajiBadarul Islam dari Pancor. Selain T.G.H. Umar masih terdapatulama-ulama terkemuka lainnya dan menjadi sahabatnya antara lain:T.G.H. Sidik dari Karang Kelok, T.G.H. Ibrahim dari Tanjung Luar dan T.G.H. Muhammad dari Mertok. T.G.H. Umar kembali berangkat haji pada tanggal8Rabiul Akhir 1349 H. Beliau meninggal dunia di kampung Nispalul dan dimakainkan di Mu'allaMekah.
2T.G. Muhammad Saleh (Lopan)Awal abad ke XX M dikenal sebagai era kebangkitan Islam.Seorang ulama Islam yang tidak kurang jasanya dalam pembinaandan pengembangan Islam di Gumi Sasak adalah T.G. MuhammadSaleh alias T.G. Lopan. Beliau terkenal sangat wara'dan tak kenalmenyerah dalam mengembangkan ajaran ushul fiqh di kalanganumat"Islam. Beliau juga mengembangkan ajaran sufi di Padamara,Sakra, Mesanggoh Gerung, Karang Kelok dan lain-lain.

Masjid Kuno


Sebelum masuknya Islam, masyarakat yang mendiami pulau Lombok berturut-turut menganut kepercayaan animisme, dinamisme kemudian Hindu. Islam pertama kali masuk melalui para wali dari pulau Jawa yakni sunan Prapen pada sekitar abad XVI, setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Bahasa pengantar yang digunakan para penyebar tersebut adalah bahasa Jawa Kuno. Dalam menyampaikan ajaran Islam, para wali tersebut tidak serta merta menghilangkan kebiasaan lama masyarakat yang masih menganut kepercayaan lamanya. Bahkan terjadi akulturasi antara Islam dengan budaya masyarakat setempat, karena para penyebar tersebut memanfaatkan adat-istiadat setempat untuk mempermudah penyampaian Islam. Kitab-kitab ajaran agama pada masa itu ditulis ulang dalam bahasa Jawa Kuno. Bahkan syahadat bagi para penganut Wetu Telu dilengkapi dengan kalimat dalam bahasa Jawa Kuno. Pada masa itu, yang diwajibkan untuk melakukan peribadatan adalah para pemangku adat atau kiai saja.
Desa Bayan, Lombok Utara, 80 kilometer arah utara Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat, dan keseharian masyarakatnya selama bulan suci Ramadhan tidaklah berbeda dengan banyak wilayah pedesaan di Indonesia. Dari tepi jalan lingkar Pulau Lombok, keberadaan bangunan yang telah menjadi situs purbakala yang dilindungi tersebut tak mencolok, seperti juga rumah-rumah di desa itu. Dari tepi jalan hanya tampak pagar tembok dengan dua rumah kecil di kedua sisi gerbang, kantor tempat pendaftaran pengunjung, dan rumah penjaga situs.
Selain di Bayan, masjid kuno juga ada di Gunung Pujut, di Desa Rembitan dan Masjid Ar Raisiyah, Masjid yang termasuk dalam kawasan Desa Sekarbela. Meski punya ciri yang sama, situs dan budaya di tempat-tempat itu memiliki perbedaan yang menjadi tanda Islam masuk Lombok di beberapa tempat sekaligus. Islam masuk Lombok melalui Jawa, Gowa, dan Bima. Mengenai Bayan, masuknya dari Jawa.
Masjid Ar Raisiyah, Masjid yang termasuk dalam kawasan Desa Sekarbela ini telah mengalami renovasi beberapa kali. Renovasi yang pertama dilakukan setelah Masjid terbakar akibat peperangan antara masyarakat Sekarbela yang menuntut kematian Tuan Guru Padang Reak dengan penguasa saat itu. Saat itu, bentuk masjid Sekarbela berbentuk empat persegi dengan dinding bedek, atap rumbia, lantai tanah dan yang menjadi ciri khas adalah empat soko guru.
Islam masuk ke Bima pada hari Kamis tanggal 5 Juli 1640 M, atau bertepatan dengan tanggal 15 Rabiul Awal 1050 H. Islam pertama kali dibawa ke Bima oleh dua orang datuk keturunan bangsawan Melayu dari Kerajaan Pagaruyung yang sekarang masuk wilayah Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat. Dua datuk yang juga berprofesi sebagai saudagar tersebut bernama Datuk
Bima merupakan salah satu Kerajaan islam tersohor di Indonesia bagian Timur. Kesohorannya hingga pernah berstatus swapraja selama kurun waktu 5-6 tahun dan hingga kini masih didapati bukti dan peninggalannya. Beragam tradisi dan budaya terlahir dan masih dipertahankan rakyatnya. Salah satu yang hingga kini masih kekal bahkan terwarisi adalah budaya rimpu, sebuah identitas kemusliman yang hingga kini nyaris kehilangan makna. Rimpu merupakan busana adat harian tradisional yang berkembang pada masa kesultanan, sebagai identitas bagi wanita muslim di Bima. Rimpu mulai populer sejak berdirinya Negara Islam di Bima pada 15 Rabiul awal 1050 H bertepatan dengan 5 Juli 1640.